Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti telah mengungkapkan bahwa penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk berperilaku berisiko. ADHD merupakan gangguan neurobiologis yang sering kali terjadi pada anak-anak dan remaja, yang ditandai dengan gejala seperti hiperaktivitas, impulsivitas, dan kesulitan dalam memperhatikan hal-hal yang penting.
Studi ini melibatkan sekitar 300 orang dewasa yang menderita ADHD dan 200 orang dewasa tanpa gangguan tersebut. Para peneliti meminta para peserta untuk mengisi kuesioner yang menilai perilaku berisiko, seperti penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, perilaku seksual berisiko, dan perilaku kekerasan.
Hasil studi menunjukkan bahwa orang yang menderita ADHD memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku berisiko dibandingkan dengan orang yang tidak menderita gangguan tersebut. Mereka lebih mungkin untuk mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan, menggunakan obat-obatan terlarang, dan terlibat dalam perilaku seksual yang berisiko. Mereka juga cenderung untuk terlibat dalam perilaku kekerasan, baik sebagai pelaku maupun korban.
Menurut para peneliti, hal ini dapat disebabkan oleh impulsivitas yang sering terjadi pada penderita ADHD. Mereka cenderung untuk membuat keputusan tanpa berpikir panjang, yang dapat menyebabkan mereka terlibat dalam perilaku berisiko. Selain itu, mereka juga cenderung mencari sensasi dan kegiatan yang menarik perhatian mereka, tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
Hasil studi ini menunjukkan pentingnya untuk memberikan perhatian yang lebih pada penderita ADHD, baik dalam hal diagnosis maupun pengelolaan gejalanya. Para penderita ADHD perlu diberikan pendampingan dan dukungan yang tepat agar mereka dapat menghindari perilaku berisiko dan menjalani kehidupan yang sehat dan produktif.